Tanah lot, siapa yang nggak pengen berkunjung disana, pasti
semua masyarakat indoensia pengen dating ke sana untuk menikmati liburannya,
bahkan mungkin hanya untuk bertemu seseorang, karena disana sering sekali
dikunjungi banyak orang bahkan tak pernah sepi dari pengunjung. Pengunjungnyapun
tak hanya orang lokal, sampai manca Negara pun sering datang kesini.
Tanah lot ini sudah terkenal hingga manca Negara, sehingga
banyak turist yang datang kesana. Dan bagi siswa sekolah yang berlibur kesana
jangan lupa untuk asah kemampuan berbahasa inggris anda disana. Sudah cukup
berbicara ngalor ngidulnya sekarang langsung saja pada inti, pembahasan tentang
‘tanah lot’ yang ada di pulau bali.
Obyek wisata tanah lot bertempat di Desa Beraban Kecamatan
Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan, Bali. Disebelah utara
Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok
ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti
jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah saat waktu
matahari terbenam (sunset) di ufuk barat, banyak turist yang biasanya ramai
pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini, dan banyak para
fotografer yang mengabadikan moment tersebut.
'Tanah Lot' merupakan salah satu dari berbagai tempat wisata
yang ada di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu
besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan yang satunya terletak di atas
tebing yang hampir mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan
bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan
dewa-dewa penjaga laut.
Danghyang Nirartha |
Banyak orang yang percaya bahwa di tanah terdapat legenda
yaitu “Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara
dari pulau Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan
kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan
tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben,
iri terhadapnya karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan berganti
mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk
meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot
beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke
tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi
ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular
ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti
ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari
ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya'
menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Setiap 210 hari sekali di tempat ini selalu diadakan acara memperingati
hari raya (odalan), sama seperti pura di lain tempat. Jatuhnya hari raya
tersebut dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari
Suci Buda Cemeng Langkir. Dan di saat itu, orang yang sembahyang akan ramai
bersembahyang di Pura Ini.
No comments:
Post a Comment