Semua warga negara Indonesi pasti mengenal tari piring, siapa
yang nggak tau tari piring?. Tari piring adalah seni tari yang berasal dari
sumatar barat tepatnya dari daerah solok. Tari ini selalu menggunakan piring
dalam setiap gerakanya. Dan tari piring ini adalah tontonan yang tak akan di
lewatkan para wisatawan pada saat berkunjung di sumatra barat.
Tari piring ini di lakukan oleh penari perempuan dan penari
laki laki, yang bertujuam untuk membawakan sesembahan yang akan di berikan
kepada para dewa sebagai wujud rasa syukur atas masa panen yang
memberikan hasil sangat memuaskan. Namun akibat dari perkembangan ajaran agama
islam di Indonesia sangat pesat maka tarian daerah ini tidak lagi untuk
menyembah dewa melainkan untuk ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga
acara pernikahan. Dan kini pun para penari dipisahkan menjadi laki laki dan
perempuan tidak di campurkan dalam tariannya. Gerakan tarian yang dilakukan
penari ini sangat lincah, dan telapak tangan mereka pun dibekali dengan piring. Tarian daerah ini di
beri nama tari piring karena membawa piring.
Tari piring mempunyai tuga variasi dalam gerakannya yaitu, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang),
dan aka malilik (akal
melilit). para penari bergerak cepat, atraktif, penuh semangat dan sangat indah
dengan piring-piring yang sama sekali tidak bergoyang apalagi terjatuh. Jika anda
tidak percaya kunjungilah sumatra berat dan lihatlah tari piring mereka. Suasananya
pun menjadi sangat keren saat setiap gerakan tari piring di iringi oleh
dentungan musik, alat musik yang di gunakan untuk mengiringi tarian ini adalah talempong
dan saluang.
Kostum yang di pakai oleh penari sering kali berwarna mencolok seperti warna
merah yang bisa membuat tampak glamour dan sangat keren. Saat anda
melihat tari piring ini, pasti anda akan mendengar irama khas yang dihasilkan
dari suara dentingan antara piring yang dipegang dengan cincin yang memang
sengaja dikenakan di jari penari. Dan di tengah pertunjukan ada adegan para
penari melempar piring keatas sangat
tinggi dan di pecahkan tetapi tarian tetap terus dilanjutkan dan piring
tersebut diinjak injak oleh penari, hal ini yang membuat pengunjung merasa dadanya
menyesak saat melihatnya. Tetapi yang menarik adalah kaki para penari pasti
tidak terdapat satupun bekas luka yang tampak.
No comments:
Post a Comment